BLOG


data center
July 4, 2019

Apa yang Dimaksud dengan Tier Data Center?

Sekarang ini, pasar data berpotensi berkembang secara signifikan bila dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Dengan kondisi di zaman sekarang ini, kebutuhan terhadap pusat penyimpanan data dengan keamanan yang terjamin adalah kunci utama untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan data yang akan semakin bertambah di masa depan.

Peranan server tentunya sangat penting, terutama bagi perusahaan yang semua aktivitasnya terekam di dalam server. Itulah sebabnya, pengembangan pusat data bisa dibilang sebuah langkah awal proses otomatisasi kerja perusahaan. Adanya data aplikasi adalah hal utama dalam pengembangan data center guna memperlancar sebuah bisnis.

Dalam dunia data centre atau pusat data, terdapat sebuah istilah yang dinamakan “tier”. Bila diartikan secara kasar, tier di sini maksudnya adalah tingkatan. Simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut apa itu data center tier.

Data Center Tier

Sebagai analogi, pusat data bisa kita lihat sebagai sebuah hotel. Di dalamnya, tentu ada berbagai fasilitas seperti layanan, kamar-kamar, dan lainnya. Sama seperti hotel yang memiliki sistem bintang untuk menunjukkan fasilitas yang dimilikinya, data center memiliki tier yang dapat disebut sebagai jumlah bintang dalam dunia data centre.

Terdapat 4 tier dalam perancangan data center. Menurut TIA 942 (Tellecommunication Industry Association), tingkat availability setiap tier tentu akan berbeda, sesuai dengan kebutuhan pusat data itu sendiri. 4 tier dalam pusat data tersebut adalah

  • tier 1: Basic Site Infrastructure
  • tier 2: Redundant Site Infrastructure Capacity Components
  • tier 3: Concurrently Maintenable Site Infrastructure
  • tier 4: Fault Tolerant Site Infrastructure

Klasifikasi Tier pada Data Center

Sekarang, mari kita bahas tier dalam pusat data secara satu per satu.

Tier 1

Dalam tier 1, peralatan IT hanya dilayani oleh 1 jalur distribusi non-redundant atau 1 uplink per server. Tier ini biasa digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki data centre-nya sendiri. Fokus kemampuan tier 1 adalah untuk dapat melayani kegiatan operasional selama jam kerja, dengan UPS sebagai back up. Pada tier 1, tingkat up time yaitu 99,671% dan dalam setahun, batas toleransi gangguan adalah maksimal 28 jam.

Tier 2

Pada dasarnya, data center tier 2 memiliki spesifikasi yang sama dengan tier 1, namun pada tier 2 sudah ada komponen redundant atau segalanya sudah memiliki sumber daya cadangan. Selain UPS, tier 2 juga harus dilengkapi dengan genset agar tidak terjadi masalah ketika ada pemadaman bergilir dari PLN. Pada tier 2, tingkat up time yaitu 99,741% dan dalam setahun, tier ini memiliki toleransi down selama 22 jam. 

Tier 3

Seperti pada data center tier sebelumnya, tier 3 data center memiliki seluruh sepsifikasi yang ada di tier 2. Namun, tier 3 data center memiliki peralatan dual power dan beberapa uplink. Seluruh fasilitas pada tier 3 harus ditunjang dengan lebih dari 1 sumber daya listrik dan jaringan yang lancar. Jadi, syarat “no shutdown” haruslah terpenuhi. Tingkat uptime pada tier 3 adalah 99,982% dan toleransi gangguan dalam setahun hanya 1,5 jam. Performa tier 3 biasanya tidak jauh berbeda dengan pusat data tier 4.

Tier 4

Tier 4 juga memiliki spesifikasi yang sama dengan tier 3. Yang membedakan adalah tingkat uptimenya yaitu 99,995% dan toleransi downtime-nya hanya 30 menit dalam setahun. Seluruh komponennya, termasuk uplink dan penyimpanan, sudah fault-tolerant.

Itulah tadi informasi mengenai apa itu tier data centre dan klasifikasinya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda dan Anda bisa mulai mempertimbangkan tier mana yang akan Anda pilih.